Sabtu, 09 Oktober 2010

Kasih Tak Sampai

Senja itu, mobilku melaju dengan kencangnya di tengah derasnya hujan. Namun, akhirnya mobilku berhenti di sebuah desa yang asri karena mobilku mogok di tengah jalan. Aku pun memutuskan untuk bermalam di desa tersebut hingga mobilku dapat berfungsi kembali. Lalu, aku menginap di rumah kepala desa setempat yang bernama Pak Sastro. Beliau mempunyai seorang anak gadis yang cantik jelita bernama Safitri. Safitri adalah seorang gadis yang ayu dan lugu. Hatiku pun tergetar melihatnya.
Hari demi hari ku lalui di desa nan elok itu. Aku pun tak kuasa untuk memendam perasaan cinta yang besar kepadanya. Akhirnya, ku putuskan untuk mengatakan perasaan cinta itu kepadanya. Saat senja nan merah tiba, aku mengajak Safitri ke sebuah bukit dan dari bukit tersebut, terlihat pemandangan yang sangat indah dari panorama desa tersebut.Aku pun memberanikan diri untuk menyatakan cintaku padanya saat itu juga. Tak kuduga, Safitri pun memendam rasa yang sama kepadaku. Hatiku meletup – letup, penuh dengan kebahagiaan. Aku pun mengecup dahinya dan menyematkan bunga edelweis yang indah di telinganya.
Setelah kejadian senja itu. kini, kami pun melalui hari – hari yang indah bersama. Akhirnya mobilku berfungsi kembali. Aku berniat untuk membawa Safitri ke Jakarta untuk bertemu dengan orangtua ku. Safitri pun seteju dengan permintaan ku setelah aku bersusah payah membujuk dia untuk ikut denganku. Safitri berpikir, dia tidak tidak akan diterima di keluargaku karena status sosial kita yang jauh berbeda.Aku adalah pengusaha yang sangat kaya dan Safitiri hanyalah seorang anak petani yang biasa – biasa saja. Lalu dengan penuh semangat aku memacu mobilku dengan cepat supaya sampai di rumahku lebih awal.
Sesampainya di rumahku, aku mengenalkan Safitri pada orangtuaku. Dan dugaan Safitiri pun benar. Orangtuaku tidak setuju bila aku berhubungan dengan Safitri. Karena menurut mereka, Safitri tidak setara derajatnya dengan keluargaku. Aku kecewa dengan keputusan orang tuaku. Akhirnya Safitri memutuskan untuk pergi meninggalkanku untuk kembali ke desa karena dia tidak ingin menyakiti hati siapapun termasuk orangtuaku. Aku pun tak berdaya mencegah kepergiannya. Seketika itu juga hatiku hancur berkeping – keping menerima kenyataan bahwa kasihku yang tak sampai….
Kini, aku merelakan dia pergi. Pergi untuk menapaki kehidupan yang jauh lebih indah dengan seseorang yang lebih baik dariku. Ya Tuhan, bila diriku tak dapat memilikinya, izinkan aku untuk menempati setitik tempat di hatinya karena cinta tak harus memiliki.